Tuesday, November 19, 2013

Mata Mati

Beberapa saat lalu aku baru sadar betapa mata yang aku punya ini begitu indah. Terlebih saat si Ayu bilang mataku lumayan berwarna coklat, masih menurut Ayu, mata coklat itu keren sekali. Saat itu untuk pertama kalinya aku sadar bahwa mataku berwarna coklat, bukan hitam seperti kebanyakan orang, lagi-lagi aku anti-mainstream. Maaf sekali jika ini terlalu keren, thanks Ayu.

Disusul dengan kejadian aku 'menaruh' satu tangan dengan jari yang berkembang, dengan jarak seperempat meter dari depan mataku. Kemudian, berusaha menaruh fokus di tembok yang berada jauh di belakang jari-jari, jari-jari pun blur bukan main. Sejurus kemudian, aku menaruh fokus mataku di jari-jari yang tepat berada di depan mataku, tembok pun blur bukan main. Meski terlambat, aku baru sadar bahwa kamera-kamera keren itu sangat meniru teknologi yang ratusan ribu tahun sudah ada pada tubuh manusia. Tuhan memang keren.


Dua kejadian (mungkin) dari banyak kejadian yang pernah aku alami selama hidup memberikan pemahaman betapa dahsyatnya panca indra yang satu ini. Di bagian pertama, mata membuat manusia tertunduk atas bentuknya yang indah. Di bagian kedua, mata membuat manusa terperangah atas kemampuannya yang begitu mempesona.

Jadi, selama ini matamu dimaksimalkan untuk melihat apa? Pertanyaan ini tidak perlu dijawab, beneran. Dalam kejadian dan rutinitas yang biasa saja, mata kebanyakan di depan tulisan, entah itu tulisan di depan laptop atau di depan buku, sesekali melihat kejadian yang biasa-biasa saja, biasa karena sering terjadi di depan mata setiap harinya.

Melihat keindahan dan keunikan dari sang pencipta adalah kedahsyatan fungsi mata, jangan mematikan fungsi dahsyat mata, mari melihat yang jauh sampai puas dan pas, manusia letaknya tidak pernah puas dan pas. Kata orang, mata hati juga penting, mari gunakan keduanya melihat dunia.

Dahsyatnya lagi, saat mata tidak bekerja, kita bisa merasakan mimpi. Jangan sampai mata ini 'mati'.

2 comments: