Monday, April 2, 2012

Juara Calo

Ketika kaki berjalan dengan cepat, lelah membawa backpack, mata lurus ke depan.

C: Mau kemana mas ??
E: Denpasar...
C: Sudah dapat tiketnya mas ??
E: Sudah...
C: Naik bis apa mas ??
E: Handoyo...
C: Seat nomor berapa mas ?? coba liat tiketnya ??
C: Sampean jawab kalo ditanya !!!

Sungguh gila !! Berkali-kali percakapan ini terjadi ketika aku dan kawan-kawan ingin melanjutkan perjalanan dari terminal Bungurasih di Surabaya menuju terminal Ubung di Denpasar. Tentu saja ini menjadi pengalaman yang tidak mengenakkan dan sekaligus sangat mahal. Aku yang telah banyak keluar-masuk terminal di daerah Indonesia ketika melakukan trip saja sangat merasa risih, apa kabar dengan kawan-kawan yang baru pertama kali melakukan trip dan mengandalkan terminal bus sebagai tempat untuk mencapai tujuan ?.


Dari beberapa ancaman yang keluar, salah satu di antara mereka (red. calo) bahkan sampai ada yang menghardik serta mengancam kami di warung kopi tempat kami “menikmati” suasana terminal. “sampean Arab mana ??” “Yaman..” jawabku spontan, si calo bertanya karena melihat wajah kami yang arab sekali ( padahal aku “Indonesia” sekali ), “sampean kenal “Fulan” ?? dia itu terkenal se-Jawa !! kalian jangan sombong disini, ini terminal !!..” dan terus calo itu melanjutkan cerita disertai ancam-ancamannya. Di akhir aku meminta maaf, agar dia merasa menang dan selesai. Aku tidak salah, hanya agar urusan cepat selesai, dan bagiku juga tidak ada ruginya.

Oyok-oyok, itulah istilah mereka yang sehari-harinya hidup di terminal Bungurasih, menurutku artinya adalah calo-ers mengerubungi calon penumpang dengan sedikit teror berupa pertanyaan seperti interogasi, dan calon penumpang pun serasa menjadi pesakitan disana. Bahkan, sebelum aku dkk. mencapai deal untuk sebuah perjalanan menuju Denpasar, calo dari bus bersangkutan memberikan aku tiket “bohong-bohongan”, katanya “supaya sampean nggak dioyok-oyok sama anak-anak lain mas....”. Dan buat kawan-kawan yang akan menggunakan terminal Bungurasih, jawab saja sekuatnya jika diserbu banyak pertanyaan dari para calo, itu lebih aman kawan !!. 

Harga tiket bus dari terminal Bungurasih (Surabaya) menuju terminal Ubung (Denpasar) yang ditetapkan oleh Dishub adalah 140rb rupiah dengan lama perjalanan kurang lebih 10 jam, namun entah bagaimana tarif tersebut masih bisa dinegosiasi. Aku dan kawan-kawan mendapat harga 100rb rupiah per orang (termasuk satu kali makan prasmanan), namun bapak di sampingku bilang “90rb mas, aku sudah biasa bolak-balik Surabaya-Bali..”, dan kemudian hening.

Terminal Bungurasih dengan nama lain terminal Purabaya. Punya dengar, terminal bus Bungurasih di Surabaya ini adalah terminal paling sibuk di Indonesia, dan salah satu terminal terbesar di Asia Tenggara. Dengan tipe A yang berarti dapat melayani Antar Kota Dalam Provinsi dan Antar Kota Luar Provinsi, serta ruang tunggu yang sangat memadai, dan ditunjang dengan fasilitas papan informasi digital, panggung hiburan, ruang merokok yang banyak dll. seharusnya bisa menjadi tempat andalan para calon penumpang, khususnya para traveler untuk mendapatkan rasa aman dan nyaman. Tapi lagi-lagi, CALO di terminal Bungurasih adalah juara dari calo-calo dimana pun di Indonesia ini, setidaknya sejauh pengalamanku keluar-masuk terminal di Indonesia. Aku punya ungkapan yang mungkin benar, “calo lebih banyak daripada calon penumpangnya” lebihku dalam pikir.

Dan akhirnya, harapanku semoga terminal-terminal di Indonesia segera “bertaubat”, menjadi lebih baik dan memberikan rasa aman dan nyaman kepada para turis lokal, dan suatu saat menjadi andalan turis asing juga. Amin !! oiya semoga para calo bisa ditertibkan ya bapak-bapak berwenang !! Amin lagi !!.
  
Tips:
  • percepat langkah ketika berjalan, pandangan lurus ke depan, perlihatkan muka yang tegas,
  • jawab pertanyaan yang diajukan oleh para calo dengan senyuman yang ramah,
  •  tidak dianjurkan banyak bertanya, karena akan memancing calo berdatangan, persiapkan informasi dari rumah,
  • jika sedang menunggu bus berangkat, hendaknya duduk saja di ruang tunggu atau di bus, lebih aman !! jangan "walking terminal tour", karena sangat tidak dianjurkan !!.

*dalam perjalananku di akhir Februari 2012


13 comments:

  1. yoii, sesuatu bgt yah pengalamanya. mantablah !

    ReplyDelete
  2. lae juri !!, thank yo !! mari menjadi mantab !!

    ReplyDelete
  3. Ane usul tips lain>>> pasang aja muka gembel! hahaha.......

    ReplyDelete
  4. @anonim, gembel bawa2 ransel gitu yaa :D
    boleh2 !!!

    ReplyDelete
  5. salut buat abang ini backpacker sejati

    ReplyDelete
  6. hehehe,, thank bang pro !!! mari jalan !!!

    ReplyDelete
  7. arab sengke
    http://jakitajaket.blogspot.com/

    ReplyDelete
  8. Hahahaha, emang paling asem mas berurusan sama calo. Saya nambahin tips juga: Kalau ditanya calo "Kemana mas?", jawab dengan nama tempat yang jauh, semisal: "Ternate!". Hehehe

    ReplyDelete
  9. Aku dari Surabaya dan waktu kecil dulu sering naik bis ke Malang dari Terminal Bungurasih -btw nama resminya Purabaya, fyi. :) Ya memang gitu juga seingetku dulu, banyak calo cerewet bahkan sampai narik2 tas calon penumpang. Well, intinya kita jangan kelihatan bingung di depan mereka dan nggak perlu meladeni setiap pertanyaan mereka .. sharing yang bagus, hehee

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya mbak, aku sih udah biasa keluar masuk terminal, bener2 dah Purabaya/Bungurasih ini, ditambah aku bawa 2 org teman yg bkn backpacker tp aku ajak jalan, mreka sampe duduk terus buat menghindar,, hahahhaha

      sharing yg sperti ini biasanya bermanfaat sih,, :D

      Delete
  10. tips paling ampuh :

    JAWAB AJA DENGAN BAHASA JAWA SUROBOYOAN DG SEDIKIT ANGKUH

    ReplyDelete
  11. tips paling ampuh ke2 :
    (hanya berlaku di terminal bungurasih aja)

    PERTANYAAN CALO YG BERTUBI-TUBI ITU JAWAB AJA DG SANTAI KATAKAN MAU KE LAMONGAN ATAU KE BABAT.. IKUT BUS SEMARANG ( yg Bukan PATAS )
    PASTI MEREKA BERLALU
    Pasti mereka maklum dan menganggap kita orang yg memang sangat paham bhw bus AKAP jurusan jauh (semarang) non patas ternyata masih mau ngangkut jarak pendek ......

    ReplyDelete
  12. hahaha, saya loh mas, 5 taon jadi tukang mangkal di bungurasih, dan udah bisa buat preman diem...... eh, la kok taon kemaren pas di terminal bus RAJABASA, Lampung, semua kesaktian yang saya punya gak ada gunanya sama sekali, hahahahahaha

    ReplyDelete