Friday, April 6, 2012

Baby Duck Inside ?

Mengayuh pedal sepeda nyaris sudah, pandanganku ke kiri dan ke kanan, nyaris tak pernah lurus ke depan.

Matahari tepat berada di atasku sepertinya, sudah aku dapatkan warung lokal di pinggiran Angkor Wat, aku letakkan sepeda nyaris sembarangan. Kulihat “termos” yang berisi nasi namun ternyata tidak, isi termos tersebut adalah beberapa daging ikan dan ayam yang didinginkan. Jatuh semangatku, namun kembali lagi ketika aku tanya  dan ternyata mereka punya mie instan.

Aku dan 2 orang kawan tanpa banyak pikir memesan masing-masing 1 porsi mie instan oleh seorang ibu di warung itu, kami berbincang dengan seorang pemuda asli setempat untuk sekedar “membunuh” waktu menunggu mie instan siap disajikan. Moon nama pemuda tersebut, seorang driver Tuk-Tuk di sekitar Angkor Wat, dan bisa berbahasa Inggris dan Jepang. Sampailah pada percakapan, “telur apa yang di atas meja ini ??” aku bertanya, “telur bebek, mau coba ??” jawabnya cepat dan kemudian dilanjutkan dengan kalimat “baby duck inside egg...”.


  
Tertantang dan penasaran, tertantang ingin mencoba memakannya dan penasaran hanya sekedar melihat isi telurnya ( tentu saja harus bayar ), aku sudah melewati kesempatan makan tarantula dalam perjalanan Pnohm Penh ke Siem Reap, dan tentu saja tidak ingin melewati kesempatan makan “telur baby duck inside” ini.


“kalo lo makan, nanti gw juga makan...” janjiku kepada Nando, Nando pun mengamini. Setelah Moon melubangi telur tersebut untuk sekedar dilihat, kemudian ia menyajikan “telur baby duck inside” di mangkok kecil, diberikannya daun kemangi dan sedikit bumbu. Rasanya tidak aku sangka, sungguh gurih dan lezat sekali, aku pun langsung menepati janjiku kepada Nando, “my friend... one more egg please..”
Moon and his family

*Dalam perjalananku di bulan Februari 2012

No comments:

Post a Comment