Thursday, May 27, 2010

Tempat Duduk

Pemandangan Terbalik

Sebagai pejalan kaki dan tentunya sebagai pengguna angkutan umum di ibukota sejak dahulu kala dan sampai waktu yang tidak ditentukan, sering gua melihat pemandangan terbalik di depan mata. Seorang pemuda kuat jasadnya (dan tidak terlalu kuat jiwanya) membiarkan seorang ibu tua berdiri di dekatnya tanpa menawarkan tempat duduknya untuk sang ibu tua di sebuah angkutan mini bus. Dan yang teranyar kemarin hari rabu sepulang dari kampus, wanita berjilbab menggendong anak bayinya sambil berdiri dan berdesakan di angkutan mini bus sedangkan sang gadis remaja menikmati musik di telinganya sambil bersender di tempat duduknya.

Di atas hanya dua kasus dari jutaan pemandangan terbalik yang terjadi di dalam transportasi umum ibukota, entah di tranportasi umum jenis mini bus, bus patas dan  kereta api, bahkan transportasi primadona sekaliber busway pun tidak luput dari pemandangan terbalik.

Indonesia sebagai negara paling ramah di dunia rupanya tidak terlalu ramah di antara para penumpang angkutan umumnya, negara yang dibangun dengan semangat gotong royong seakan kehilangan arah karena lelahnya ibukota. Namun tetap selalu ada oase di tengah padang pasir, yaitu orang-orang yang memberikan tempat duduknya kepada yang lebih berhak mendudukinya.
Photobucket
Pada tulisan ini gua mencoba memberi tingkatan dimulai dari nomor satu sebagai orang yang paling berhak menduduki tempat duduk di transportasi umum (mungkin agak subjektif). mereka adalah..... jeng jeng jinggg jeenggg : 
  1. Wanita hamil,
  2. Wanita yang menggendong bayi,
  3. Wanita lansia,
  4. Anak kecil,
  5. Pria lansia,
  6. Wanita.
(tolong dikoreksi tingkatannya, jika anda memiliki pendapat lain dengan langsung mengisi komentar di postingan ini)
Selalu terdapat alasan mengapa mereka ada di tingkatan itu, tapi gua disini tidak akan menjelaskan, karena akan sangat panjang lebar nantinya hahahaha. Namun timbul pertanyaan, kenapa jenis wanita biasa tidak dimasukkan ke dalam tingkatan tersebut? jawaban gua hanya dua, sebagai bentuk aktualisasi dan bentuk emansipasi yang selama ini diperjuangkan oleh kaum wanita tersebut.

Dan sebenarnya gua juga belum bisa sepenuhnya menerapkan apa yang gua tulis ini, terkadang gua ketiduran di tempat duduk bus dan terkadang amat terlalu jauh orang yang berhak mendapatkan tempat duduk yang gua duduki. Tapi yang demikian itu bukan alasan, semoga kedepannya lebih baik,amin.....

Dan mengajak teman-teman dan para pembaca yang menggunakan jasa transportasi umum, berikan tempat duduk kalian kepada yang lebih berhak mendudukinya karena itulah Indonesia yang paling ramah di dunia dengan semangat gotong royongnya. Semoga Pemandangan Terbalik ini perlahan menghilang dari pandangan kita para warga ibukota.

FOR PEMBERI TEMPAT DUDUK, TERIMA KASIH....

1 comment:

  1. Salah NOMOR 6 BUKAN WANITA, tapi siapa yang datang lebih dulu. Pria atau wanita yang habis kerja jelas lebih berhak daripada wanita habis dari mal.

    ReplyDelete