Pendakian dimulai tanggal 26 Mei 2014 dari Desa Sembalun
yang menjadi tempat kami bermalam sebelum pendakian benar-benar dimulai.
Sembilan pendaki (termasuk aku) melakukan pendakian bersama beberapa guide dan tim porter Gunung Rinjani. Dengan sedikit arahan dan
lantunan doa, akhirnya rombongan pun melangkah santai membelah “Jalur Sembalun”.
Tidak salah memilih Jalur Sembalun sebagai jalur pemberangkatan. Hamparan savana
yang sangat luas, membuat awal pendakian begitu menyenangkan, walau panas
matahari terus mengintai para pendaki.
Menyusuri savana di Jalur Sembalun |
Sampai di pos 2, rombongan melakukan santap siang dengan
menu yang disajikan tim porter. Makan siang wajib untuk mengisi tenaga sebelum
masuk ke fase “Bukit Penyesalan”, fase pertama ujian bagi semua pendaki yang
sedang berada di Rinjani.
Pendakian dilanjutkan, ritme jalan kaki sedikit lebih pelan
karena track yang dihadirkan oleh
Bukit Penyesalan. Interval antar para
pendaki di dalam rombongan pun melebar, tapi para guide sudah disebar menemani para pendaki untuk tiba di Pelawangan
Sembalun.
Menyesal, haha. Mungkin itu rasa yang akan hadir saat
melalui 7 bukit penyesalan yang terkenal dari Rinjani itu. Bagaimana tidak,
rasanya bukit-bukit ini tidak pernah selesai dilalui, mungkin akan membuat
beberapa pendaki menyesal memilih Jalur Sembalun, atau menyesal mendaki Rinjani.
Kami terus memupuk semangat diselingi dengan beberapa kali istirahat sampai
akhirnya benar-benar sampai di Pelawangan Sembalun saat matahari nyaris
terbenam.
Para pendaki melaju di track menanjak khas Bukit Penyesalan |
Puncak Rinjani dilihat dari Bukit Penyesalan |
Pelawangan Sembalun, tempat para pendaki berkumpul membangun
tenda untuk camping sebelum lewat
tengah malam nanti “muncak” ke Puncak Rinjani (3726 MDPL). Lansekap yang sangat
indah dengan menyaksikan gunung api di Danau Segara Anak da Puncak Rinjani yang
berdiri kokoh, serta mata air yang ada di dekat Pelawangan Sembalun benar-benar
menjadi surga para pendaki Rinjani.
Menikmati matahari tenggelam bersama ratusan pendaki di Pelawangan Sembalun |
----
Jam 2 malam kami bangun dari tidur yang tidak seberapa. Guide melakukan briefing singkat sebelum kami melakukan “summit attack” ke puncak Rinjani. Pendakian puncak dimulai, cahaya headlamp para pendaki terlihat mengular
dari ujung puncak Rinjani sampai Pelawangan Sembalun. Dini hari itu, pendakian
memang sangat ramai sekali. Diyakini, ini yang teramai selama sejarah Gunung
Rinjani.
“Iman” seorang pendaki kali ini benar-benar sangat diuji. Track berpasir, angin yang kencang, menanjak
dengan sisi kiri dan kanan jurang benar-benar menguji “iman” pendaki. Tak sedikit pendaki yang pingsan di jalur
pendakian, tertidur di pinggir jalur, sampai yang terkena hipotermia. Fokusku
waktu itu, hanya terus melangkah walau sangat pelan, sesekali beristirahat
untuk melanjutkan langkah selanjutnya.
Saat dimana "iman" para pendaki diuji sampai benar-benar tiba di puncak. |
Break sempurna saat pendakian menuju puncak. Sunrise!!! |
1,5 jam sebelum tiba di puncak, matahari terbit dari sisi
kiri jalur “muncak”. Aku berhenti beberapa menit untuk mengabadikan gambar dan
video golden sunrise dari Rinjani.
Sudah puas mengabadikan gambar, aku pun melanjutkan pendakian.
6 jam lamanya waktu yang aku habiskan sejak dari Pelawangan
Sembalun menuju Puncak Rinjani, fase yang benar-benar menguras fisik, tenaga
dan mental. Walau akhirnya terbayar dengan tiba di puncak yang sangat
melegenda, puncak yang terus-menerus dibicarakan para pendaki, puncak yang
dapat membuat kita menyaksikan kedahsyatan Pulau Lombok. Ya, semua orang harus
ke Rinjani.
Ratusan pendaki saat itu berada di puncak Rinjani di saat
bersamaan. Alih-alih mengantri untuk mengabadikan gambar bersama bacaan
“Rinjani 3726 mdpl”, aku dan rombongan hanya duduk-duduk lucu sambil
menyaksikan lansekap dari puncak Rinjani. Sampai saatnya tiba, kami
mengabadikan beberapa gambar di puncak Rinjani walau tanpa “bacaan” itu, haha,
semua juga tahu puncak Rinjani ketinggiannya 3726 mdpl pikirku.
Akhirnya, tiba juga di puncak Rinjani setelah 6 jam!! |
Selfie is a must! |
Hoiya, pendaki
rombongan @TripHemat yang tiba di puncak adalah 5 orang. 4 orang tiba di saat
bersamaan, 1 orang beberapa saat setelah yang 4 orang turun dan 4 orang lainnya
memilih kembali ke Pelawangan Sembalun. Begitulah mendaki gunung, penuh
pilihan.
Rinjani benar-benar incredible!
semoga bisa kesana :)
ReplyDeletealbertusardika.blogspot.com
Amin, semoga bisa ke sana.
DeleteSemua orang harus ke sana!
Keren banget nih, semoga tahun depan bisa muncak ke Rinjani. Salam lestari :)
ReplyDeleteTerima kasih, kak.
DeleteAmin! Semua orang Indonesia harus menikmati keindahan negerinya!
Selalu bikin iri :)
ReplyDeleteYah,
DeleteDari dulu banget pengen jalan bareng sama si Nami! :)
terima kasih banyak
ReplyDeleteoh ya bang salam kenal
ReplyDelete