Kali ini adalah Gunung Prau yang menjadi target pendakian gunung-ku yang ketiga. Gunung yang beberapa
waktu belakangan ini menjadi headline
di kalangan para pendaki. Tidak ketinggalan, yang bukan pendaki pun
berbondong-bondong berkunjung ke Prau.
Sependengaranku, ada dua jalur utama untuk sampai di puncak
Gunung Prau. Jalur pertama adalah jalur Patak Banteng, jalur yang biasa dilalui
oleh para pendaki gunung. Selain treknya lumayan menantang, jalur ini juga
diyakini lebih cepat daripada pesaingnya.
Jalur kedua adalah jalur yang aku dan kawan-kawan gunakan
untuk mendaki Gunung Prau. Meski lebih panjang, trek yang satu ini lebih ramah
untuk para pemula seperti aku. Memang, untuk urusan mendaki gunung, aku bisa
dikatakan pendatang baru.
Hanya berjalan kaki dari Desa Dieng, para pendaki disuguhkan
trek indah dengan pemandangan hamparan kebuh kentang dan sayur lainnya. Belum
lagi, pemandangan Desa Dieng dilihat dari ketinggian. Ini memang jalur yang
tidak salah untuk memulai sebuah pendakian.
Selepas dari perkebunan, aku dan kawan-kawan memasuki hutan,
jalanannya pun sudah mulai menanjak. Entah berapa kali kawan-kawan serombongan
berhenti untuk sekedar tertawa dan beristirahat. Yakin, pendakian ini akan
memakan banyak waktu.
Hujan turun, kami melanjutkan perjalanan setelah memakai jas
hujan. Meski, beberapa kawan menggunakan matras sebagai pengganti jas hujan.
Kurang beruntung, hari itu hujan turun lumayan adanya. Kali ini, pendakian akan
semakin sulit dengan kondisi trek yang basah.
Kami memasuki hutan pinus setelah hujan sedikit reda. Suasana
kaya di film-film mulai terasa, entah film apa, yang jelas kayaknya pernah
nonton, sih. Beberapa kali juga kami berhenti untuk tertawa dan istirahat, juga
untuk berfoto ria di antara pohon pinus yang menjulang tinggi.
Hah!!! Kali ini kami menghadapi Tanjakan Jomblo yang maha
licin!! Entah siapa yang memberi nama Tanjakan ini. Nggak peduli sama sekali. Haha.
Relief tanah yang curam dan basah, tentu membutuhkan
kemampuan ekstra. Ya, kemampuan ekstra untuk bangun dari berkali-kali jatuh di tanah.
Oh, Tanjakan Jomblo, mengapa kamu begitu bikin sedih!
Aku dan kawan-kawan tiba
di salah satu titik tertinggi di Gunung Prau untuk menyaksikan matahari
tenggelam ditutupi awan. Beberapa kali mengabadikan gambar, kami harus bersiap
untuk perjalanan malam menuju camp di puncak Gunung Prau. -Bersambung-
Pengen ngebayangin yang lebih lengkapnya? Tonton aja video di bawah ini, ya!
No comments:
Post a Comment