Wednesday, September 24, 2014

Puncak keduaku, Rinjani!


Aku mendapat kesempatan memimpin perjalanan rombongan @TripHemat mendaki gunung api tertinggi ke-2 di Indonesia, salah satu simbol kedahsyatan Pulau Lombok di Nusa Tenggara Barat.

Pendakian dimulai tanggal 26 Mei 2014 dari Desa Sembalun yang menjadi tempat kami bermalam sebelum pendakian benar-benar dimulai. Sembilan pendaki (termasuk aku) melakukan pendakian  bersama beberapa guide dan tim porter Gunung Rinjani. Dengan sedikit arahan dan lantunan doa, akhirnya rombongan pun melangkah santai membelah “Jalur Sembalun”.

Tidak salah memilih Jalur Sembalun  sebagai jalur pemberangkatan. Hamparan savana yang sangat luas, membuat awal pendakian begitu menyenangkan, walau panas matahari terus mengintai para pendaki.

Menyusuri savana di Jalur Sembalun
Sampai di pos 2, rombongan melakukan santap siang dengan menu yang disajikan tim porter. Makan siang wajib untuk mengisi tenaga sebelum masuk ke fase “Bukit Penyesalan”, fase pertama ujian bagi semua pendaki yang sedang berada di Rinjani.

Pendakian dilanjutkan, ritme jalan kaki sedikit lebih pelan karena track yang dihadirkan oleh Bukit Penyesalan. Interval antar para pendaki di dalam rombongan pun melebar, tapi para guide sudah disebar menemani para pendaki untuk tiba di Pelawangan Sembalun.

Menyesal, haha. Mungkin itu rasa yang akan hadir saat melalui 7 bukit penyesalan yang terkenal dari Rinjani itu. Bagaimana tidak, rasanya bukit-bukit ini tidak pernah selesai dilalui, mungkin akan membuat beberapa pendaki menyesal memilih Jalur Sembalun, atau menyesal mendaki Rinjani. Kami terus memupuk semangat diselingi dengan beberapa kali istirahat sampai akhirnya benar-benar sampai di Pelawangan Sembalun saat matahari nyaris terbenam.
Para pendaki melaju di track menanjak khas Bukit Penyesalan
Puncak Rinjani dilihat dari Bukit Penyesalan
Pelawangan Sembalun, tempat para pendaki berkumpul membangun tenda untuk camping sebelum lewat tengah malam nanti “muncak” ke Puncak Rinjani (3726 MDPL). Lansekap yang sangat indah dengan menyaksikan gunung api di Danau Segara Anak da Puncak Rinjani yang berdiri kokoh, serta mata air yang ada di dekat Pelawangan Sembalun benar-benar menjadi surga para pendaki Rinjani.

Menikmati matahari tenggelam bersama ratusan pendaki di Pelawangan Sembalun
----

Jam 2 malam kami bangun dari tidur yang tidak seberapa. Guide melakukan briefing singkat sebelum kami melakukan “summit attack” ke puncak Rinjani. Pendakian puncak dimulai, cahaya headlamp para pendaki terlihat mengular dari ujung puncak Rinjani sampai Pelawangan Sembalun. Dini hari itu, pendakian memang sangat ramai sekali. Diyakini, ini yang teramai selama sejarah Gunung Rinjani.

“Iman” seorang pendaki kali ini benar-benar sangat diuji. Track berpasir, angin yang kencang, menanjak dengan sisi kiri dan kanan jurang benar-benar menguji “iman” pendaki.  Tak sedikit pendaki yang pingsan di jalur pendakian, tertidur di pinggir jalur, sampai yang terkena hipotermia. Fokusku waktu itu, hanya terus melangkah walau sangat pelan, sesekali beristirahat untuk melanjutkan langkah selanjutnya.
Saat dimana "iman" para pendaki diuji sampai benar-benar tiba di puncak.
Break sempurna saat pendakian menuju puncak. Sunrise!!!
1,5 jam sebelum tiba di puncak, matahari terbit dari sisi kiri jalur “muncak”. Aku berhenti beberapa menit untuk mengabadikan gambar dan video golden sunrise dari Rinjani. Sudah puas mengabadikan gambar, aku pun melanjutkan pendakian.

6 jam lamanya waktu yang aku habiskan sejak dari Pelawangan Sembalun menuju Puncak Rinjani, fase yang benar-benar menguras fisik, tenaga dan mental. Walau akhirnya terbayar dengan tiba di puncak yang sangat melegenda, puncak yang terus-menerus dibicarakan para pendaki, puncak yang dapat membuat kita menyaksikan kedahsyatan Pulau Lombok. Ya, semua orang harus ke Rinjani.

Ratusan pendaki saat itu berada di puncak Rinjani di saat bersamaan. Alih-alih mengantri untuk mengabadikan gambar bersama bacaan “Rinjani 3726 mdpl”, aku dan rombongan hanya duduk-duduk lucu sambil menyaksikan lansekap dari puncak Rinjani. Sampai saatnya tiba, kami mengabadikan beberapa gambar di puncak Rinjani walau tanpa “bacaan” itu, haha, semua juga tahu puncak Rinjani ketinggiannya 3726 mdpl pikirku.
Akhirnya, tiba juga di puncak Rinjani setelah 6 jam!!

Selfie is a must!
Hoiya, pendaki rombongan @TripHemat yang tiba di puncak adalah 5 orang. 4 orang tiba di saat bersamaan, 1 orang beberapa saat setelah yang 4 orang turun dan 4 orang lainnya memilih kembali ke Pelawangan Sembalun. Begitulah mendaki gunung, penuh pilihan.
Rinjani benar-benar incredible!

8 comments:

  1. semoga bisa kesana :)

    albertusardika.blogspot.com

    ReplyDelete
    Replies
    1. Amin, semoga bisa ke sana.
      Semua orang harus ke sana!

      Delete
  2. Keren banget nih, semoga tahun depan bisa muncak ke Rinjani. Salam lestari :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih, kak.
      Amin! Semua orang Indonesia harus menikmati keindahan negerinya!

      Delete
  3. Replies
    1. Yah,
      Dari dulu banget pengen jalan bareng sama si Nami! :)

      Delete